EDEMA
1. Definisi
Edema
Edema pada umumnya yaitu penggumpalan cairan
berlebihan pada sel – sel jaringan atau rongga tubuh. Secara garis besar cairan
edema ini dapat di kelompokan menjadi edema peradangan atau eksudat dan edema
non radang atau transudat. Sesuai dengan namanya eksudat timbul selama
proses mempunyai berat jenis besar ( >
1,20 ). Cairan ini mengandung protein kadar tinggi sedangkan transudat
mempunyai berat jenis rendah ( < 1,15
) dan mengandung sedikit protein. (mpu kanoko)
Edema
timbul sebagai akibat peningkatan daya dorong cairan dari pembuluh menuju
jaringan antar sel. Dalam keadaan normal ciran di kendalikan oleh tekanan
hidrostatik dan osmotic di dalam dan luar pembuluh darah. Secara umm edema non
radang akan terjadi pada keadaan – keadaan :
- Peningkatan tekanan hidrostatik
- Penurunan tekanan osmotik plasma
- Obstruksi saluran limfe
Edema
radang disebabkan oleh peningkatan permiabilitas kapiler. Edema juga dapat
terjadi akibat gangguan pertukaran natrium/keseimbangan elektrolit.
Edema dapat terjadi di bagian berikut:
¯ Bagian
depan kaki
¯ Tangan
dan jari tangan
¯ Wajah
dan kelopak mata
¯ Dinding
abdomen
¯ Vulva
¯ Daerah
sacrum
Penyebab
(causa) edema adalah adanya kongesti, obstruksi limfatik, permeabilitas kapiler
yang bertambah, hipoproteinemia, tekanan osmotic koloid dan retensi natrium dan
air. Mekanisme:
Adanya
kongesti
Pada
kondisi vena yang terbendung (kongesti), terjadi peningkatan tekanan
hidrostatik intra vaskula (tekanan yang mendorong darah mengalir di dalam
vaskula oleh kerja pompa jantung) menimbulkan perembesan cairan plasma ke dalam
ruang interstitium. Cairan plasma ini akan mengisi pada sela-sela jaringan ikat
longgar dan rongga badan (terjadi edema).
Obstruksi
limfatik
Apabila
terjadi gangguan aliran limfe pada suatu daerah (obstruksi/penyumbatan), maka
cairan tubuh yang berasal dari plasma darah dan hasil metabolisme yang masuk ke
dalam saluran limfe akan tertimbun (limfedema). Limfedema ini sering terjadi
akibat mastek-tomi radikal untuk mengeluarkan tumor ganas pada payudara atau
akibat tumor ganas menginfiltrasi kelenjar dan saluran limfe. Selain itu,
saluran dan kelenjar inguinal yang meradang akibat infestasi filaria dapat juga
menyebabkan edema pada scrotum dan tungkai (penyakit filariasis atau kaki
gajah/elephantiasis).
Permeabilitas
kapiler yang bertambah
Endotel
kapiler merupakan suatu membran semi permeabel yang dapat dilalui oleh air dan
elektrolit secara bebas, sedangkan protein plasma hanya dapat melaluinya
sedikit atau terbatas. Tekanan osmotic darah lebih besar dari pada limfe. Daya
permeabilitas ini bergantung kepada substansi yang mengikat sel-sel endotel
tersebut. Pada keadaan tertentu, misalnya akibat pengaruh toksin yang bekerja
terhadap endotel, permeabilitas kapiler dapat bertambah. Akibatnya ialah
protein plasma keluar kapiler, sehingga tekanan osmotic koloid darah menurun
dan sebaliknya tekanan osmotic cairan interstitium bertambah. Hal ini
mengakibatkan makin banyak cairan yang meninggalkan kapiler dan menimbulkan
edema. Bertambahnya permeabilitas kapiler dapat terjadi pada kondisi infeksi berat
dan reaksi anafilaktik.
Hipoproteinemia
Menurunnya
jumlah protein darah (hipoproteinemia) menimbulkan rendahnya daya ikat air
protein plasma yang tersisa, sehingga cairan plasma merembes keluar vaskula
sebagai cairan edema. Kondisi hipoproteinemia dapat diakibatkan kehilangan
darah secara kronis oleh cacing Haemonchus contortus yang menghisap darah di
dalam mukosa lambung kelenjar (abomasum) dan akibat kerusakan pada ginjal yang
menimbulkan gejala albuminuria (proteinuria, protein darah albumin keluar bersama
urin) berkepanjangan. Hipoproteinemia ini biasanya mengakibatkan edema umum.
Tekanan
osmotic koloid
Tekanan
osmotic koloid dalam jaringan biasanya hanya kecil sekali, sehingga tidak dapat
melawan tekanan osmotic yang terdapat dalam darah. Tetapi pada
keadaan tertentu jumlah protein dalam jaringan dapat meninggi, misalnya jika
permeabilitas kapiler bertambah. Dalam hal ini maka tekanan osmotic jaringan
dapat menyebabkan edema.
Filtrasi
cairan plasma juga mendapat perlawanan dari tekanan jaringan (tissue tension).
Tekanan ini berbeda-beda pada berbagai jaringan. Pada jaringan subcutis yang
renggang seperti kelopak mata, tekanan sangat rendah, oleh karena itu pada
tempat tersebut mudah timbul edema.
Retensi
natrium dan air
Retensi
natrium terjadi bila eksresi natrium dalam kemih lebih kecil dari pada yang
masuk (intake). Karena konsentrasi natrium meninggi maka akan terjadi
hipertoni. Hipertoni menyebabkan air ditahan, sehingga jumlah cairan
ekstraseluler dan ekstravaskuler (cairan interstitium) bertambah. Akibatnya
terjadi edema. Retensi natrium dan air dapat diakibatkan oleh factor hormonal
(penigkatan aldosteron pada cirrhosis hepatis dan sindrom nefrotik dan pada
penderita yang mendapat pengobatan dengan ACTH, testosteron, progesteron atau
estrogen). (mpu kanoko)
PENCEGAHAN
¯ Berjalan
bukan berdiri
adalah lebih
baik untuk berdiri atau berbaring daripada duduk pijat secara teratur di daerah
yang membengkak, terutama jika edema terbentuk sekitar pinggul, pantat atau
punggung.
¯ Kurangi
sodium (garam) dalam makanan.
¯
Periksakan
ke dokter jika pembengkakan membesar.
Komentar
Posting Komentar